Konsep pembangunan saat ini terlalu mengutamakan pertumbuhan ekonomi yang hanya menghasilkan pertumbuhan material, sehingga tidak terjadi pembangunan manusia secara hakiki dan pembangunan kualitas masyarakat. Hal ini memunculkan tantangan bagi ilmuan sosial untuk memberikan alternatif dalam upaya menyeimbangkan kondisi tersebut. Terkait dengan hal ini, dibutuhkan suatu dokumen perencanaan sosial-budaya sebagai bagian sistemik dari perencanaan pembangunan yang ada. Untuk itu, dibutuhkan indikator kunci yang komprehensif dan terukur yang dapat dijadikan dasar untuk melakukan perencanaan aspek sosial budaya pada program pembangunan yang ada. Indikator ini mengukur faktor-faktor yang lebih bersifat “budaya” serta berbagai “proses sosial” seperti eksklusi/inklusi sosial, segregasi sosial, sikap konsumtivisme, kerukunan , kepedulian, kemandirian, dan lain-lain.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mendeskripsikan latar belakang sosial kebijakan pembangunan sektor informal perkotaan, khususnya pedagang kaki lima (selanjutnya disingkat PKL), dan mendeskripsikan pembangunan di sektor informal perkotaan tersebut dengan melihat elemen – elemen dasar social intercouse yaitu struktural, kultural, dan proses. Latar belakang sosial diukur dengan stratifikasi sosial, distribusi pendapatan, dan diferensiasi sosial. Sementara itu, tujuan khususnya adalah mengkonstruksikan indeks pembangunan sosial versi baru yang berbasis pada tiga elemen dasar tersebut. Fokus penelitian ini adalah program pembinaan sektor informal, dengan tetap menghasilkan temuan tentang kualitas pembangunan sosial yang dijalankan. Studi ini sebagai bagian sistemik dari perencanaan pembangunan yang diharapkan dapat menghasilkan pembangunan yang lebih seimbang baik secara individual maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Penelitian ini dilakukan di dua lokasi penelitian, Rangkaian kegiatan penelitian ini menggunakan pengolahan data sekunder dari hasil Susenas untuk pengukuran latar belakang sosial. Deskripsi pembangunan sektor informal perkotaan dilakukan dengan metode kualitatif. Sementara itu, untuk konstruksi indeks pembangunan sosial menggunakan Soft Systems Methodology. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen, wawancara mendalam, focus group discussion, observasi, dan pertemuan informal. Informan dipilih secara purposif, sesuai kebutuhan informasi dalam studi ini.